CERPEN : KAMU TIDAK SENDIRI, SA.
Kamu tidak sendiri, Sa.
Oleh : DF
Kesendirian bukan suatu hal yang ku ingin. Aku pun ingin memiliki seseorang yang setidaknya bisa kujadikan sebagai tempat saling tukar pikiran dan cerita. Ingin sekali. Tapi sekali lagi, keinginanku itu pun harus ku kubur dalam-dalam. Kejadian masa lalu yang membuat rasa takut menjajah seluruh jiwaku. Aku takut, takut akan sebuah pengkhianatan yang dahulu pernah ditorehkan seseorang padaku.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Nisa," salam seseorang membuyarkan lamunanku.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, eh Intan," ucapku membalas salam seseorang yang ternyata Intan.
Intan adalah salah satu temanku. Seringkali Intan merasa kesal kepadaku, karena sifat tertutupku ini. Kami berteman cukup lama, tapi tak satupun aku menempatkan diriku dan Intan berada dalam kata sahabat. Mungkin mudah bagi mereka memberi gelar sahabat pada orang terdekat. Namun aku? Aku tidak bisa. Selintas kenangan pahit itu pun kembali datang saat aku mulai memandang seorang sahabat.
_Flashback_
"Sya, aku pikir kamu bisa dipercaya. Ternyata aku salah. Kenapa kamu tega? Kamu bukan hanya menyebarkan aib ku, tapi juga kamu lah orang yang merusak semua impianku. Impi yang sudah ku susun dengan baik, hancur hanya karena mu. Kamu sudah ku anggap seperti saudaraku sendiri, sahabatku, orang yang selalu ada untukku. Tapi kenapa kamu tega?" ucap Nisa dengan tangis yang tak terhenti sembari melihat Tasya dengan senyum kemenangannya itu dibalik mata ku yang penglihatannya tak lagi jelas karena tumpukan air mata yang siap terjun.
_Flashback off_
Bayangan itu kembali menyerang ku. Menjadikanku seperti orang yang takkan pernah percaya apapun. Kepercayaan seolah hilang hanya karena pengkhianatan. Tak lagi ada cerita-cerita yang biasanya kulontarkan pada orang terdekat. Hingga Tuhanku pun, tak lagi kujadikan tempat ku mencurahkan isi hati.
"Nisa, kalau kamu berat untuk sekadar cerita denganku tidak apa-apa. Mungkin kamu masih trauma yang namanya hubungan dengan manusia. Tapi Allah sa. Allah tidak akan pernah mengkhianati kamu. Kamu bebas mencurahkan segala isi hati kamu pada-Nya. Jangan pernah merasa sendiri Sa, ada Allah. Mungkin juga butuh waktu, untuk kamu menganggap aku yang insyaallah selalu ada untukmu. Tidak perlu percaya aku, aku juga manusia biasa yang sering salah dan khilaf. Tapi Allah, dia Maha kuasa sa. Dia tidak akan membiarkan hamba-Nya jatuh ke jurang terdalam," jelas Intan.
"Maafkan aku ntan, kejadian lama menjadikanku menjadi manusia paling buruk saat ini. Terima kasih sudah selalu ada untukku. Terima kasih sudah mengingatkanku kembali akan Allah. Sungguh, saat ini aku merasa beruntung punya seorang teman sepertimu," ucap Nisa seraya memeluk Intan.
"Iya Nisa. Tandanya Allah sangat sayang denganmu. Buktinya, saat ini atas izinnya lah kamu bisa kembali mengingat-Nya. Allah tak ingin kamu jauh dari-Nya. Kamu tidak sendiri, Sa. Allah ingin kamu selalu dekat dengan-Nya," ucap Intan lagi.
Syukur yang tak henti pun kembali terucap dan terasa. Iya, Intan benar. Kamu tidak sendiri, Sa. Masih ada Allah yang selalu ada untukmu, dan pastinya juga masih banyak orang yang menyayangimu, batin Nisa seraya menatap Intan yang tak henti memberi senyuman hangat itu padanya.
Amanat :
- Kembali lah pada Allah, adu kan semua keluh kesahmu. Allah takkan membiarkan hamba-Nya larut dalam kesedihan.
- Bertemanlah dengan mereka yang membuatmu senantiasa mengingat dan dekat dengan Allah.
Selesai
👍👍
BalasHapus